Teori difusi
inovasi telah ada sejak tahun 1950-an. Pada saat itu pemerintah Amerika Serikat
ingin mengetahui bagaimana dan mengapa sebagian petani di sana mengadopsi
teknik-teknik baru dalam pertanian dan sebagian lainnya tidak. Everett M Rogers
pada waktu itu menjadi bagian dari tim eksplorasi ini. Meskipun pada awalnya
teori difusi ini ditujukan untuk memahami difusi dari teknik-teknik pertanian
tapi pada perkembangan selanjutnya teori difusi ini digunakan pada
bidang-bidang lainnya.
Pada tahun
1962 Everett Rogers menulis sebuah buku yang berjudul “ Diffusion of
Innovations “ yang selanjutnya buku ini menjadi landasan pemahaman tentang
inovasi, mengapa orang mengadopsi inovasi, faktor-faktor sosial apa yang
mendukung adopsi inovasi, dan bagaimana inovasi tersebut berproses di antara
masyarakat.
Apakah
Difusi Inovasi itu?
Inovasi
Rogers
menyatakan bahwa inovasi adalah ““an idea, practice, or object perceived as
new by the individual.” (suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa
baru oleh individu). Dengan definisi ini maka kata perceivedmenjadi
kata yang penting karena pada mungkin suatu ide, praktek atau benda akan
dianggap sebagai inovasi bagi sebagian orang tetapi bagi sebagian lainnya
tidak, tergantung apa yang dirasakan oleh individu terhadap ide, praktek atau
benda tersebut.
Difusi
Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial.
Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial.
Proses Difusi
Inovasi
Berikut adalah
bagan model proses difusi inovasi menurut Everett M. Rogers
1. Tahap Pengetahuan (Knowledge)
Ada beberapa sumber
yang menyebutkan tahap pengetahuan sebagai tahap “Awareness”. Tahap ini merupakan tahap penyebaran informasi tentang
inovasi baru, dan saluran yang paling efektif untuk digunakan adalah saluran
media massa. Dalam tahap ini kesadaran individu akan mencari atau membentuk
pengertian inovasi dan tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi. Rogers
mengatakan ada tiga macam pengetahuan yang dicari masyarakat dalam tahapan ini,
yakni:
· Kesadaran
bahwa inovasi itu ada
· Pengetahuan
akan penggunaan inovasi tersebut
· Pengetahuan
yang mendasari bagaimana fungsi inovasi tersebut bekerja
2. Tahap Persuasi
(Persuasion)
Dalam tahapan ini
individu membentuk sikap atau memiliki sifat yang menyetujui atau tidak
menyetujui inovasi tersebut. Dalam tahap persuasi ini, individu akan mencari
tahu lebih dalam informasi tentang inovasi baru tersebut dan keuntungan
menggunakan informasi tersebut. Yang membuat tahapan ini berbeda dengan tahapa
pengetahuan adalah pada tahap pengetahuan yang berlangsung adalah proses
memengaruhi kognitif, sedangkan pada tahap persuasi, aktifitas mental yang
terjadi alah memengaruhi afektif. Pada tahapan ini seorang calon adopter akan
lebih terlibat secara psikologis dengan inovasi. Kepribadian dan norma-norma
sosial yang dimiliki calon adopter ini akan menentukan
bagaimana ia mencari informasi, bentuk pesan yang bagaimana yang akan ia terima
dan yang tidak, dan bagaimana cara ia menafsirkan makna pesan yang ia terima
berkenaan dengan informasi tersebut. Sehingga pada tahapan ini seorang
calon adopterakan membentuk persepsi umumnya tentang inovasi
tersebut. Beberapa ciri-ciri inovasi yang biasanya dicari pada tahapan ini
adalah karekateristik inovasi yakni relative advantage, compatibility, complexity, trialability,
danobservability.
3. Tahap
Pengambilan Keputusan (Decision)
Di tahapan ini
individu terlibat dalam aktivitas yang membawa pada suatu pilihan untuk
mengadopsi inovasi tersebut atau tidak sama sekali. Adopsi adalah keputusan
untuk menggunakan sepenuhnya ide baru sebagai cara tindak yang paling baik. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi
proses keputusan inovasi, yakni:
· Praktik
sebelumnya
· Perasaan
akan kebutuhan
· Keinovatifan
· Norma
dalam sistem sosial
Proses keputusan inovasi memiliki
beberapa tipe yakni:
a) Otoritas
adalah keputusan yang dipaksakan kepada seseorang oleh individu yang berada
dalam posisi atasan
b) Individual
adalah keputusan dimana individu yang bersangkutan mengambil peranan dalam
pembuatannya. Keputusan individual terbagi menjadi dua macam, yakni:
a. Keputusan
opsional adalah keputusan yang dibuat oleh seseorang, terlepas dari keputusan
yang dibuat oleh anggota sistem.
b. Keputusan
kolektif adalah keputusan dibuat oleh individu melalui konsesnsus dari sebuah
sistem sosial
c) Kontingen
adalah keputusan untuk menerima atau menolak inovasi setelah ada keputusan yang
mendahuluinya.
Konsekuensi adalah perubahan yang terjadi pada individu atau suatu
sistem sosial sebagai akibat dari adopsi atau penolakan terhadap inovasi . Ada
tiga macam konsekuensi setelah diambilnya sebuah keputusan, yakni:
·
Konsekuensi Dikehendaki VS Konsekuensi Tidak Dikehendaki
Konsekuensi
dikehendaki dan tidak dikehendaki bergantung kepada dampak-dampak inovasi dalam
sistem sosial berfungsi atau tidak berfungsi. Dalam kasus ini, sebuah inovasi
bisa saja dikatakan berfungsi dalam sebuah sistem sosial tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa sebenarnya inovasi tersebut tidak berfungsi bagi beberapa
orang di dalm sistem sosial tersebut Sebut saja revolusi industri di Inggris,
akibat dari revolusi tersebut sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemilik modal
tetapi tidak sesuai denganapa yang dikehendaki oleh tenaga kerja yang pada
akhirnya kehilangan pekerjaaan dan menjadi pengangguran.
·
Konsekuensi Langsung VS Koneskuensi Tidak Langsung
Konsekuensi
yang diterima bisa disebut konsekuensi langsung atau tidak langsung bergantung
kepada apakah perubahan-perubahan pada individu atau sistem sosial terjadi
dalam respons langsung terhadap inovasi atau sebagai hasil dari urutan kedua
dari konsekuensi. Terkadang efek atau hasil dari inovasi tidak berupa pengaruh
langsung pada pengadopsi.
·
Konsekuensi Yang Diantisipasi VS Konsekuensi Yang Tidak Diantisipasi
Tergantung
kepada apakah perubahan-perubahan diketahui atau tidak oleh para anggota sistem
sosial tersebut. Contohnya pada penggunaan internet sebagai media massa baru di
Indonesia khususnya dikalangan remaja. Umumnya, internet digunakan untuk
mendapatkan informasi yang terbaru dari segala penjuru dunia, inilah yang
disebut konsekuensi yang diantisipasi. Tetapi tanpa disadari penggunaan
internet bisa disalahgunakan, misalnya untuk mengakses hal-hal yang berbau
pornografi hal inilah yang disebut konsekuensi yang tidak diantisipasi. Remaja
menjadi mudah mendapatkan video atau gambar-gambar yang tidak pantas.
4. Tahap Pelaksanaan (Implementation)
Tahapan ini
hanya akan ada jika pada tahap sebelumnya, individu atau partisipan memilih
untuk mengadopsi inovasi baru tersebut. Dalam tahap ini, individu akan
menggunakan inovasi tersebut. Jika ditahapan sebelumnya proses yang terjadi
lebih kepada mental exercise yakni berpikir dan memutuskan,
dalam tahap pelaksanaan ini proses yang terjadi lebih ke arah perubahan
tingkah laku sebagai bentuk dari penggunaan ide baru tersebut.
5. Tahap Konfirmasi (Confirmation)
Tahap terakhir
ini adalah tahapan dimana individu akan mengevaluasi dan memutuskan untuk terus
menggunakan inovasi baru tersebut atau menyudahinya. Selain itu, individu akan
mencari penguatan atas keputusan yang telah ia ambil sebelumnya. Apabila,
individu tersebut menghentikan penggunaan inovasi tersebut hal tersebut
dikarenakan oleh hal yang disebutdisenchantment discontinuance dan
atau replacement discontinuance.Disenchantment discontinuance disebabkan
oleh ketidakpuasan individu terhadap inovasi tersebut sedangkan replacement discontinuancedisebabkan
oleh adanya inovasi lain yang lebih baik.
Sumber : http://reniekurniati.blogspot.com/2010/11/difusi-inovasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar